Disarikan dari bab I. buku: The Ideology of Ritual: Space, Time and Status in the Priestly Theology (Frank H. Gorman, Jr.).
Pendahuluan
Konteks sosio-kultural mengacu terutama kepada konteks arti yang memberi kebangkitan kepada dan tertanam dalam ritual-ritual. ia adalah suatu dunia arti yang memneri bentuk kepada dan dibentuk oleh ritual-ritual itu. Dengan demikian, ritual imamat harus dimengerti dalam konteks dunia arti yang bersifat operatif dalam dan melalui ritual.
Pandangan Dunia dan Ritual: Sebuah Struktur yang Dinamis
adalah jelas bahwa cara di mana seseorang memendang struktur dan operasi dunia memiliki hubungan yang rumit dengan keyakinan agama dan ritual. pandangan dunia adalah satu cara dengan mana masyarakat mencoba menstrukturkan dunia dan keberadaan manusia dalam dunia itu. Ia mencoba membawa ketertiban ke dalam dunia.
Pandangan dunia yang dipakai di sini adalah nosi yang dinamis dan dibuat dari tiga unsur yang terkait. pertama: ada badan pengetahuan yang berguna untuk mengenali dan mengelompokkan dunia 'di luar' atau dunia 'nyata'. kedua: ada seperangkat arti yang terkait dengan struktur dunia yang berguna melokasikan keberadan manusia dalam kosmos dan memberi arti bagi keberadaan manusia itu.
Praksis, berkaitan dengan ethos yang lebih umum, tidak selalu tercakup sebagai suatu unsur pandangan dunia. Geertz misalnya membedakan ethos, unsur-unsur moral dan evaluatif kebudayaan, dari 'pandangan dunia', aspek kognitif dan eksistensial budaya. Ia melihat mereka sebagai terkait erat, walaupun demikian, dalam kepercayaan agamawi dan ritual.
ritual
Seseorang mungkin memakai ritual dengan acuan kepada kelompok aksi sosial umum yang meliputi serangkaian luas perilaku. pemakaian demikian menekankan bahwa perilaku itu adalah perilaku sosial dan tidak membedakan sebagai contoh, antara ritual sakral dan ritual duniawi dalam definisi yang luas dan umum daripada ritual. ritual yang dipakai di sini mengacu kepada suatu penampilan yang kompleks daripada akta-akta simbolis, yang diberi ciri khas oleh formalitas, aturan, dan rangkaiannya, yang cenderung terjadi dalam situasi-situasi spesifik, dan memiliki peraturan tata sosial sebagai tujuan sentralnya.
Penampilan Yang Kompleks
Ritual selalu melibatkan aksi --- sesuatu yang dilakukan atau diperankan. meskipun penampilan selalu memainkan peran dalam diskusi ritual, ia telah menerima banyak perhatian dari para antropologis. Penampilan di sini mengacu ukan hanya kepada manifestasi bentuk, tetapi juga kepada arti proses daripada 'membawa kepada kegenapan' atau 'menyelesaikan'. dalam konteks 'drama sosial' ia mengacu pada pemeranan suatu proses dengan mana drama itu dibawa kepada resolusi. Bagi Turner, proses itu mulai ketika ada pelanggaran atau pemutusan dalam tatanan sosial yang sudah ditetapkan yang menghendaki resolusi.
Ide ritual sebagai penampilan walaupun demikianmengangkat isu riual sebagai bentuk komunikasi. ritual, demikian dipahami, menyiratkan adanya pengirim dan penerima ---mereka yang menampilkan ritual itu dan mereka yang kepadanya penampilan itu ditujukan. Satu kekhasan komunikasi ritual adalah bahwa si pengirim dan penerima sering adalah orang-orang yang sama.
Akta-akta Simbolis
Pembangun dasariah daripada penampilan ritual adalah simbol, sehingga aksi ritual selalu aksi simbolis. simbol di sini mengacu kepada obyek, aktivitas, gerakan, hubungan, peristiwa, isyarat, kesatuan ruang, atau kesatuan temporer apa pun yang berfungsi sebagai alat bagi suatu konsepsi dan/atau menghantarkan pesan yang bermakna sosial. Simbolik ritual mengambil artinya dari sistem budaya dalam mana manusia hidup. Budaya di sini dilihat sebagai sistem simbol-simbol berarti yang memberikan kerangka dalam mana umat menanggapi dan mengerti diri mereka, orang lain dan dunia.
Formalitas, Tatanan, dan Rangkaian
Aksi ritual dikarakterisasikan oleh formalitas, tatanan, dan rangkaian. Aksi ritual, sebagai kelompok aksi umum, merefleksikan suatu pola normatif. Sungguh, pemeranan perilaku yang terpola ada pada jantung ritual. Perilaku yang terpola itu adalah perilaku yang terformalisasi, atau perbuatan yang mempengaruhi perwujudan suatu bentuk. Bentuk sebagaimana dipakai di sini, lebih berarti dari rangkaian; Ia juga mengacu kepada mutu perbuatan-perbuatan yang diadakan dan gaya di mana perbuatan-perbuatan itu dilaksanakan.
Ditampilkan dalam Situasi yang Spesifik
Mengatakan bahwa penampilan ritual terjadi dalam situasi-situasi spesifik adalah mengakui hubungan yang integral antara konteks dan perbuatan. Ritual sebagai suatu kelompok perbuatan dimengerti sebagai perbuatan yang didatangkan oleh situasi-situasi yang khusus. Dua unsur yang mendasar daripada situasi budaya adalah waktu dan tempat.
Peraturan Tata Kemasyarakatan
Ritual adalah sarana mengatur, atau mengendalikan, struktur-struktur, proses-proses, dan hubungan kemasyarakatan. Ia melakukan ini dalam dua cara: pertama, ritual menyediakan suatu sarana untuk mempertahankan sistem sosio-budaya yang sudah ada. Dalam hal ini, akta ritual adalah bagian dari operasi kemasyarakatan yang teratur. Cara kedua di mana ritual berfungsi mengatur masyarakat muncul ketika tata normatif telah dilanggar. Dalam situasi ini, ritual menyediakan sarana untuk memulihkan tata masyarakat.
Masalah-Masalah dan Pragmatis
Satu masalah yang muncul adalah apakah seseorang bisa menafsirkan teks dengan memakai model-model dan metode analisis yang dikembangkan bersambungan dengan analisis masyarakat. Jika ini semua adalah metode analisis yang telah dikembangkan dan diterapkan 'di bidang itu', apakah mungkin menerapkannya kepada teks yang tidak menawarkan kesempatan bagi pengamatan aktual terhadap proses-proses sosial yang sedang dianalisis? Akankah data mengijinkan analisis yang memadai ketika sumber-sumber primer informasi adalah teks?
Unsur-Unsur Ritual
Ruang Ritual
Aksi ritual pada umumnya efektif dan bermakna hanya ketika ditampilkan dalam suatu latar ruang yang sesuai. Ruang ritual adalah tipe yang tertentu dan unik dari ruang sosial. Kategori spasial kunci dari ritual Imamat adalah kemah suci.
Waktu Ritual
Waktu juga adalah pertemuan sosial. Waktu sering dipandang dalam hal ukuran, tetapi juga dalam hal mutu atau ciri khasnya. Ada macam-macam waktu yang khas. Ritual membangun waktu yang sesuai untuk penampilan ritual spesifik.
Obyek Ritual
Dalam menganalisis obyek-obyek ritual dan bahan-bahannya adalah perlu untuk mencari arti dalam pemakaiannya. Apa yang disumbangkan oleh obyek-obyek atau bahan-bahan khusus ini bagi pelaksanaan ritual?
Peran-Peran Ritual
adalah penting untuk menanyakan siapa yang terlibat dalam pelaksanaan ritual dan peran apa atau peran-peran apa yang mereka mainkan dalam menyelesaikan ritual itu. Dalam hal apa suatu peran khusus berfungsi dalam pelaksanann ritual. Ada tiga kategori dasar peran ritual yang perlu dibedakan: 1) spesialis ritual, para imam; 2) orang yang situasinya membangkitkan ritual itu; 3) Orang atau orang-orang kepada mana ritual itu ditampilkan.
Aksi Ritual
Aksi adalah jantung ritual. Ritual menghasilkan pengaruhnya hanya dalam dan melalui penampilan dan pemeranan aksi-aksi tertentu.
Bunyi dan Bahasa Ritual
ada sangat sedikit petunjuk perkataan yang diberikan dalam teks, kebanyakan kasus-kasusnya sebagai deklarasi, oleh imam, dari keadaan ada yang dicapai oleh peserta ritual. Namun sesungguhnya, seseorang harus yakin bahwa imam-imam memimpikan kultus yang diam bagi orang-orang awam.
Apa yang dikomunikasikan
Diskusi tentang 'apa' yang dikomunikasikan oleh ritual akan berfokus pada siste ritual Imamat. Harus diingat bahwa teks ritual Imamat menghadirkan suatu sistem kepercayaan yang bagian-bagainnya terhubungan satu sama lain. Dengan demikian, sementara bagian-bagain itu boleh dipisahkan untuk tujuan-tujuan diskusi, ada koneksi-koneksi dan hubungan-hubungan antara mereka dalam operasi kultus. Ini berarti bahwa ketika sebuah ritual diperankan, ia mungkin menghasilkan efek dalam beberapa area yang saling berhubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar Anda terhadap artikel situs ini