![]() |
sumber: www.dreamstime.com |
Van Unnik memberi peringatan bagi setiap orang yang tertarik untuk mendalami biblika, baik itu PL/Alkitab Ibrani atau PB. Apa yang perlu dan tidak dapat tidak adalah kemampuan dasar riset yang meliputi penguasaan yang baik tentang latar belakang Kitab-kitab dan terutama bahasa (Ibrani dan Yunani). Bagi pelajar-pelajar di Indonesia khususnya sudah pasti kemampuan membaca literatur berbahasa Inggris terutama sangat diperlukan. Professor saya pernah mengingatkan bahwa seorang pelajar biblika yang baik harus pertama-tama bisa membuat eksegesis yang baik. Melakukan eksegesis tentu mensyaratkan penguasaan yang memadai konteks baik itu sejarah, kultur, agama, dll, dan bahasa asli.
Banyak orang tentu akan mengiyakan peringatan ini. Tapi tidak jarang orang kurang mengapresiasi hal yang sangat mendasar dari proses ini. Orang lebih bernafsu untuk menghasilkan tulisan (artikel atau makalah) yang menarik dan dengan metodologi yang sedang populer. Hal ini karena dorongan gereja masing-masing atau karena terdorong untuk publikasi. Akibatnya seringkali tulisan yang dihasilkan hanyalah salinan (bukan dalam artian copy-paste) berdasarkan model penelitian yang sudah ada. Tulisan-tulisan mereka hanya merupakan ikutan dari penelitian yang sudah-sudah. Tidak lebih dari kompilasi pendapat para pakar dan pilihan pendapat yang cocok. Tidak ada originalitas.
Peringatan van Unnik berpuluh tahun silam harus diindahkan dengan serius bagi calon-calon sarjana di bidang biblika. Bukan karena memang secara metodologis sudah seharusnya, tetapi lebih mendasar untuk menghasilkan tulisan yang original dan bukan ikutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar Anda terhadap artikel situs ini